HEADLINEtoday.id Dosen Universitas Semarang Drs Sutarno ST MT berhasil meraih gelar doktor di Program Doktor Teknik Sipil (PDTS) Fakultas Teknik Unissula. Ia mempertahankan disertasinya berjudul efektifitas pengekangan terhadap perilaku beton mutu tinggi berserat baja dalam ujian terbuka doktor di Unissula (27/7/2023).
Para penguji terdiri dari Ir Rachmad Mudiyono MT PhD, Prod Dr Ir Antonius MT, dan Dr Ir Sumirin MS. Penguji lainnya Prof Dr Ir Han Ai Lie MEng, Prod Dr Ir Pratikso MST PhD, Prof Dr Ir S Imam Wahyudi DEA dan Ir Prabowo Setiawan MT PhD.
Beberapa negara di dunia telah menggunakan teknologi beton bermutu tinggi atau HCS (High Strength Concrete). HCS (55-130) MPa telah dipakai membangun gedung tingkat tinggi dan jembatan.
Sementara untuk standar di Indonesia (SNI 2847 2019) persamaan desain masih berdasarkan beton normal tanpa serat. Persamaan desain HSC berserat dan terkekang belum diatur dalam peraturan tersebut. Material tersebut belum tentu sesuai di Indonesia, maka perlu beberapa penelitian termasuk penelitian yang dilakukannya.
Sutarno melanjutkan efektifitas pengekangan terhadap perilaku beton mutu normal, middel, dan tinggi sangat penting dielaborasi secara mendalam karena sangat menentukan kapasitas, daktilitas struktur pasca beban puncak.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan utama dapat dilengkapinya database perilaku beton berserat, memodelkan perilaku keruntuhan beton serat dan mengembangkan persamaan analitik kekangan (confined).
Program eksperimen dilakukan dengan membuat dan mengevaluasi lebih dari 150 spesimen. Spesimen dibagi menjadi dua katagori utama. Specimen tak terkekang atau spesimen uji propertis sebagai kontrol terhadap spesimen beton terkekang dan spesimen yang dipasang tulangan pengekang.
Spesimen beton tak terkekang dan terkekang meninjau beberapa variable yaitu kuat tekan, volume fraksi serat didalam beton sebesar o%, 1%, 2%. Sementara spesimen beton terkekang mengunakan bentuk persegi kekangan persegi (hoop), ikatan silang (Cross-tie) dan bulat dengan kekangan cincin, spiral dan variabel lain yaitu rasio volumetric atau spasi tulangan kekangan.
Spesimen beton terkekang tanpa menggunakan selimut beton. Semua spesimen beton diuji terhadap beban uniaksial tekan kapasitas 2000 KN secara monotonik menggunakan mesin uji tekan dengan sistem kontrol deformasi. Untuk beton serat tak terkekang masih ada tambahan uji tarik belah dan uji lentur.
Adapun kesimpulan penelitiannya bahwa beton normal Fc’38.2 MPa, menengah%3.5 MPa, tinggi 70.5 MPa, kekuatan dan daktilitas beton meningkat, apabila kapasitas penampang akan meningkat. Tetapi peningkatan kekuatan maksimum diperoleh pada penambahan fraksi serat baja 1%.
Kesimpulan lainnya penambahan fraksi serta 1%, 2% kedalam campuran betorn mutu normal, menengah, tinggi, dapat meningkatkan kuat tekan, kuat tarik, kuat lentur dan modulus elastisitas.