Ada 19 Kabupaten yang Miskin secara Ekstrem
SEMARANG (headlinetoday.id) – Biro Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan perekonomian Provinsi Jawa Tengah sebesar 5,66% pada kuartal II 2022. Angka pertumbuhan itu lebih besar ketimbang pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,44%.
Pada saat yang sama, kemiskinan ekstrem tumbuh pesat di bawah kepemimpinan Ganjar. Dari semula hanya lima Kabupaten pada 2021. Kini menjadi 19 Kabupaten tergolong miskin ekstrem. Ada 581.000 lebih warga yang kesusahan untuk makan sehari-hari.
Terkait pertumbuhan ekonomi, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebut bahwa resep untuk mendapatkan raihan itu adalah kerja sama dengan bupati dan walikota untuk membuka dan memudahkan investasi.
“Kami bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), agar kita mendapatkan selalu informasi yang benar,” kata Ganjar dalam keterangan tertulis, Senin (8/8/2022).
“Pada 2022 di bawah Capres Ganjar Pranowo, kemiskinan ekstrem naik berlipat-lipat. Dari hanya lima Kabupaten pada 2021 menjadi 19 Kabupaten pada 2022.”
Ganjar menjelaskan, dengan akurasi data milik BI dan OJK, pengambilan keputusan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi menjadi lebih mudah. Data science yang diperoleh akan dianalisis dan dipakai dengan kondisi makro yang diterjemahkan, sampai pada pengambilan keputusan.
Lebih lanjut, Ganjar mengatakan bahwa capaian pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah juga tidak lepas dari sektor infrastruktur dan pertanian.
“Infrastruktur masih tinggi menyuplai pertumbuhan. Pertanian juga tinggi, saya senang. Alhamdulillah nilai tukar kita bagus di petani. Mudah-mudahan ini kabar baik,” katanya.
Menurut Ganjar, sektor-sektor yang sudah berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dengan baik harus diberikan perhatian dan pendampingan. Hal itu ditujukan untuk menjaga stabilitas ekonomi di tengah terpaan pandemi yang belum kunjung usai.
Gubernur Jawa Tengah itu berharap pertumbuhan ekonomi di Jateng terus bergerak naik. Namun demikian, ia menyebut tantangan ke depan tidak mudah, sehingga perlu adanya kerja sama berbagai pihak.
“Terpaan tekanan dari luar tidak ringan. Pak Presiden kemarin menyampaikan, tahun ini kita siap-siap, ingat tahun depan belum tentu baik-baik,” imbuhnya.
Untuk informasi, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada kuartal II 2022 juga lebih baik dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2022 yang mencapai 5,12%.
KEMISKINAN EKSTREM
Pada Oktober 2021, jumlah penduduk miskin ekstrem di Jawa Tengah mencapai 581.968 jiwa yang tersebar di lima kabupaten. Kelima kabupaten tersebut adalah Kabupaten Brebes, Pemalang, Banyumas, Kebumen dan Banjarnegara.
Jumlah itu bertambah menjadi 19 daerah pada April 2022. Hal tersebut tertuang dalam Surat Edaran Kementerian Sekretariat Negara Sekretariat Wakil Presiden, Nomor: B-38/KSN/SWP/KK.04.01/02/2022 ditetapkan 212 kabupaten/kota di 25 provinsi sebagai prioritas percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem pada 2022.
Adapun daerah yang masuk target prioritas pengentasan kemiskinan ekstrem yaitu Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Wonosobo, Magelang, Boyolali, Klaten, Karanganyar, Sragen, Rembang, Pati, Demak, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes.
Terbaru, pada Maret 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin di Provinsi jawa Tengah ada 3,83 juta jiwa (10,93% dari total penduduk). Jumlah itu berkurang 102,57 ribu jiwa dibanding ketika September 2021.
Meskipun turun, angka kemiskinan di Jawa Tengah masih lebih tinggi dibanding sebelum pandemi Covid-19. Pada September 2019, jumlah penduduk miskin ada 3,68 juta jiwa, 10,58% dari total penduduk Jateng.(gan/ant) editor: gsoewarno