DEMAK (headlinetoday.id) – Sejumlah warga di Dukuh Timbulsloko, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, menggelar upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Republik Indonesia, Rabu (17/0/2022). “Upacara Rakyat Pesisir” itu dihelat dalam kondisi perkampungan terendam banjir rob.
“Hari ini kami menggelar upacara bendera dengan kondisi rob,” kata Ashar, salah satu warga Timbulsloko, kepada awak media.
Ashar menjelaskan, upacara yang dilaksanakan dengan kondisi banjir rob itu adalah bentuk protes kepada pemerintah. “Selama ini kami harus bertahan hidup dengan kondisi lingkungan yang semakin mengerikan,” jelasnya.
Dalam pelaksanaan upacara yang dihadiri ratusan warga itu, dibacakan sebuah naskah proklamasi.
Proklamasi mimpi-mimpi kami, masyarakat pesisir korban banjir rob, akibat pengrusakan lingkungan.
Kami warga Timbulsloko, Demak. Kami juga ingin hidup tenang, damai dan sehat. Segala bentuk, hal-hal dan upaya pengrusakan terhadap tempat hidup kami harus dihentikan. Kami juga berhak untuk hidup baik dan sehat.
Dengan segala kekuatan yang ada, kami menyelamatkan diri, memerdekakan diri kami dari banjir rob.
Hal-hal mengenai pemulihan lingkungan, penyelamatan kampung-kampung pesisir dari tenggelam, harus dilakukan dengan cara yang adil dan manusiawi, bukan diskriminasi dan menenggelamkan kami seperti Tol Tanggul Laut.
‘Timbulsloko, Demak, Jawa Tengah, 17 Agustus 2022.
Atas nama masyarakat Timbulsloko.
SUDAH LAMA
Salah satu pendamping warga dari LBH Apik Semarang, Raden Ayu mengatakan, kerusakan lingkungan dan rob di Timbulsloko sudah berlangsung sejak lama. Namun makin parah karena masifnya perluasan wilayah Kawasan Industri dan pembangunan Tol.
“Akibat pembangunan tol Semarang Demak banjir rob makin parah.”
“Pada peringatan kemerdekaan ini, kami ingin memberikan pesan kepada sesama warga dan tuntutan kepada penguasa. Pengrusakan lingkungan pesisir melalui berbagai aktivitas pertambangan dan proyek yang menenggelamkan kampung kami harus segera dihentikan,” ujar Raden Ayu kepada wartawan.
Ia menyebut proyek seperti Tol Tanggul Laut Semarang-Demak adalah proyek diskriminasi dan membuat krisis banjir rob semakin parah.
“Ketika jalan tol masih dalam proses pembangunan saja, banjir rob sudah semakin dalam. Oleh karena itu, kami menuntut agar pembangunan tanggul laut jangan dilakukan,” imbuhhnya.
Pada kesempatan yang sama, Raden Ayu juga mengajak warga Timbulsloko untuk terus bersatu membangun wilayahnya.
“Kami menyampaikan pesan kepada seluruh warga pesisir, untuk bersatu membangun kekuatan bersama memerdekaan diri dari pengrusakan lingkungan,” pungkasnya. (gan) editor : mridwan