Permintaan Pasar Ekspor mencapai 300 Ton per Bulan
TEMANGGUNG (headlinetoday.id) – Petani di sejumlah kecamatan di Kabupaten Temanggung mulai menanam padi organik untuk diekspor. Menurut satu relawan Penggerak petani, permintaan pasar ekspor padi organik mencapai 300 ton per bulan.
Pendamping Relawan Penggerak Petani Kabupaten Temanggung dan Magelang, Edi Sriyono, menyatakan hal itu kepada sejumlah awak media Ahad (31/7/22). “Temanggung memiliki potensi untuk mengekspor padi organik,” ujar Edi.
Menurutnya, Kabupaten Temanggung memiliki potensi dalam pengembangan padi organik. Mayoritas petani, menurut Edi, sedang dalam fase penyesuain dan tengah beradaptasi menuju ke budaya penanaman padi secara organik.
“Permintaan beras organik di pasar internasional sangat tinggi. Banyak negara lain yang kekurangan pasokan. Inilah yang menjadikan Kabupaten Temanggung, sangat potensial untuk ikut andil mengirimkan hasil pertanian yang ada,” katanya.
Ia juga mengatakan bahwa di Oktober 2022, beberapa negara sudah meminta beras organik sebesar 300 ton per bulan. Namun, melihat realita, bahwa petani masih dalam tahap uji coba, maka kita hanya mampu mengirim 18 ton beras dan dua ton kopi organik ke Taiwan.
“Kami butuh luasan lahan sekitar 400 hektare untuk memenuhi kebutuhan permintaan ekspor sebesar 300 ton per bulan. Namun baru kami uji cobakan dulu sekitar 18 ton pengiriman beras organik yang ditanam oleh sejumlah petani di lima kecamatan, yakni Kedu, Candiroto, Tembarak, Kaloran, dan Selopampang,” katanya.
“Pasar ekspor padi organik begitu besar mencapai 300 ton per bulan.”
Untuk mencapai target tersebut, menurut Edi, pihaknya dibantu oleh Gabungan Petani Organik Sawangan (Gatos) Kabupaten Magelang.
MERAWAT BUMI
Sementara itu, tokoh Penggerak Desa Sejahtera Astra (DSA) Kabupaten Temanggung, Sofiyudin Achmad menambahkan bahwa permintaan ekspor beras organik ini merupakan waktu yang tepat bagi petani Temanggung untuk terlibat dalam upaya memperbaiki bumi.
“Maksudnya, dengan beralih menanam padi organik, berarti petani ikut serta membantu banyak pihak untuk merawat bumi ini. Salah satunya dengan mengurangi penggunaan pupuk pestisida dan insektisida dan memurnikan dengan beralih menggunakan pupuk organik,” katanya.
Wakil Bupati Temanggung Heri Ibnu Wibowo yang hadir dalam kegiatan itu meminta petani lokal dapat menangkap sinyal baik ini. Menurut dia, selain pangsa pasar yang terbuka lebar, dengan beralih menanam padi organik atau kopi organik berarti para petani sudah membantu berbagai pihak untuk menjaga kelestarian alam. “Minimal pengurangan penggunaan zat kimia yang dapat menurunkan produktivitas tanah,” ujarnya.
“Masyarakat dunia tengah berlomba untuk beralih pemanfaatan pangan organik. Petani Temanggung dengan berbagai potensi yang ada sudah seharusnya mampu memanfaatkan peluang tersebut. Apalagi, hal ini merupakan salah satu cara efektif dalam merawat kelestarian alam dan bumi ini,” katanya. (sul) editor : mridwan.
Comments 1