HEADLINEtoday.id : Khutbah Jum’at Masjid Abu Bakar Assegaf Unissula 31 Maret 2023
Seiring dengan berkembangnya teknologi dan informasi di era sekarang ini, kita dapat merasakan betapa derasnya arus informasi yang beredar di tengah-tengah masyarakat. Semua itu terjadi karena kemudahan dan fasilitas yang disuguhkan teknologi untuk membantu manusia. Kemudahan yang disuguhkan oleh teknologi ini ibarat dua sisi mata uang yang memiliki dampak positif dan juga dampak negatif. Untuk itu, kita harus dapat memilah dan memilih mana yang positif dan mana yang negatif. Hal yang baik harus kita maksimalkan dan hal yang negatif harus kita minimalkan, atau bahkan kita hilangkan.
Maksimalisasi sisi positif dari kemudahan di era informasi ini dapat kita lakukan dengan memanfaatkannya sebagai wasilah atau alat bantu dalam mempertebal keimanan serta meningkatkan ilmu dan pengetahuan tentang agama Islam. Saat ini, kita dapat dengan mudah mendapatkan mauidzah hasanah, ceramah agama, ataupun kajian berbagai jenis ilmu melalui berbagai platform program di media sosial. Melimpahnya konten-konten semacam ini harus dapat kita manfaatkan, khususnya di bulan Ramadhan.
Media sosial saat ini menjadi salah satu rujukan dalam mengkaji ilmu agama. Ada banyak kajian keagamaan yang dapat kita peroleh di media sosial. Para Da’I saat ini, pun sudah banyak yang tampil di media sosial. Setiap mengisi kajian atau ceramah, mereka selalu mendokumentasikannya melaui unggahan di media sosial. Kelebihannya, jangkauan pendengarnya semakin luas, dan tidak hanya terbatas orang yang hadir di majlis taklim saja.
Hanya saja, kemudahan ini juga harus diiringi dengan selektivitas tinggi dalam memilih kajian agama di media sosial. Kehati-hatian memilih kajian Islam ini agar kita benar-benar belajar ilmu agama dari para ahlinya. Yakni para Ulama yang jelas silsilah keilmuannya serta ahli dalam bidangnya. Dengan selektivitas tersebut menjadikan kita lebih aman dari salah dalam mengambil ilmu dari media sosial.
Penggunaan media sosial yang berlebihan saat ini, juga memiliki dampak negatif bagi kualitas ibadah puasa kita. Hal ini jika kita terlena dengan pemanfaatan media digital yang tidak terkendali. Seperti ketika kita menghabiskan waktu hanya untuk berselancar di dunia maya dan bermalas-malasan dengan gadget kita. Kemudahan dalam mengakses dan kurang waspadanya kita dalam memilih berbagai konten media sosial, juga semakin memberi peluang kepada kita untuk melakukan hal-hal yang dilarang agama, seperti ghibah (menggunjing) dan tajassus (mencari-cari kesalahan orang lain). Jika dahulu keduanya dilakukan dengan lisan, maka saat ini dengan tulisan di media sosial yang berdampak luar biasa.
Belum lagi dampak negatif lain ketika kita banyak bermedia sosial seperti melakukan namimah, ujaran kebencian, penyebaran hoaks, dan perbuatan-perbuatan negatif lainnya di media sosial. Semua itu dapat berakibat pada menurunnya kualitas ibadah puasa kita. Alih-alih mendapatkan pahala, kita hanya dapat lapar dan dahaga saja dari ibadah puasa yang kita lakukan. Rasulullah bersabda:
“Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, ‘Berapa banyak orang yang berpuasa, tidak mendapat pahala puasa kecuali hanya lapar dan dahaga saja.” (HR An-Nasai).
Kita harus bijak dalam beraktivitas di era Informasi saat ini, khususnya di bulan Ramadhan ini untuk meningkatkan kualitas puasa kita. Kuatkan dalam diri untuk menggunakan teknologi informasi secara hati-hati dan hanya untuk hal-hal yang bermanfaat saja sehingga kita dapat terhindar dari dosa-dosa media sosial.
Di era informasi ini, setiap individu harus berhati-hati dan mampu imsak atau menahan diri dari setiap informasi yang diterima, terlebih terkait dengan masalah yang belum jelas kebenarannya. Ramadhan yang mengajarkan diri untuk imsak atau menahan dari hal membatalkan puasa, harus dimaksimalkan juga untuk imsak atau menahan diri dari bermuamalah negatif di media sosial.
Semoga kita terlindungi dari hal-hal yang menyebabkan puasa kita sia-sia akibat dari ketidakmampuan kita dalam imsak atau menahan diri dari salah dalam bermedia sosial.
Semoga kita diberi anugerah kesehatan dan umur panjang sehingga dapat menyempurnakan ibadah Ramadhan kita hingga paripurna. Pada akhirnya semoga puasa Ramadhan kita dapat mengantarkan kita menjadi insan-insan yang bertaqwa sebagaimana tujuan puasa.
Khoirul Anwar, S.Ag.,M.Pd Dosen Fakultas Agama Islam Unissula