HEADLINEtoday.id Dalam beberapa tahun terakhir, banyak perusahaan besar yang merencanakan pengurangan pegawai sebagai salah satu dampak dari adopsi artificial intelegent (AI). Hal ini telah menimbulkan reaksi negatif dari banyak pihak yang khawatir akan tergusurnya sektor pekerjaan manusia. Namun tidak sedikit pula yang mendukung pengembangan AI karena dapat memudahkan pekerjaan mereka.
John McCarthy menyebut AI sebagai ilmu dan rekayasa dalam membuat mesin yang cerdas. Kemampuan mesin untuk melakukan tugas-tugas kognitif seperti berpikir, memahami, belajar, problem-solving dan pengambilan keputusan. Sementara NITI Aayog (National Institution for Transforming India) menyebutnya sebagai sebuah sistem yang didesain oleh manusia untuk bertindak di dunia fisik maupun digital dengan mengenali lingkungannya, menginterpretasi kumpulan data yang terstruktur ataupun yang tidak terstruktur, kemudian menalar pengetahuan yang diperoleh dari data-data tersebut untuk kemudian memutuskan tindakan terbaik agar mencapai tujuan yang diberikan.
Ada beberapa sub bidang AI. Pertama pemrosesan bahasa alami (natural language processing, NLP). Ini adalah cabang AI yang berfokus pada bagaimana mesin memahami, merespon, dan berinteraksi dalam bahasa manusia. Misalnya, Chatbot atau Google Translate adalah contoh aplikasi NLP.
Kedua robotika. Robotika adalah cabang AI yang berfokus pada desain dan implementasi mesin yang dapat berinteraksi dengan lingkungan fisiknya, seringkali dalam cara yang menyerupai manusia atau hewan.
Ketiga, sistem pakar (expert systems). Sistem ini adalah program komputer yang menggunakan pengetahuan dan prosedur penalaran untuk memecahkan masalah yang biasanya memerlukan keterampilan seorang pakar dalam suatu bidang tertentu.
Keempat, visi komputer (Computer Vision). Visi komputer adalah cabang AI yang mengajarkan mesin cara memahami dan menerjemahkan lingkungan visual.
Kelima speech recognition. Bagian AI ini berfokus pada pengenalan dan penerjemahan suara menjadi teks, dan/atau memahami apa yang sedang dibicarakan.
Keenam affective computing. Ini adalah studi dan pengembangan sistem dan perangkat yang dapat mengenali, menafsirkan, memproses, dan mensimulasikan berbagai aspek emosi manusia. Tujuannya adalah untuk mengembangkan sistem yang dapat berinteraksi dengan manusia dengan cara yang lebih alami dan empatik.
AI dapat meningkatkan produktifitas. Agen yang menggunakan AI dapat menangani 13,8% lebih banyak pelanggan per jamnya. Profesional bisnis yang menggunakan AI dapat menulis dokumen bisnis 59% lebih banyak per jamnya. Pemrogram yang menggunakan AI dapat membuat kode proyek 126% lebih banyak perpekannya.
Dan berikut adalah beberapa dampak positif dan negatif AI terhadap pekerjaan manusia. Pertama, otomatisasi tugas mekanis. AI dapat mengambil alih tugas-tugas rutin dan membosankan yang sebelumnya dilakukan oleh pekerja manusia. Hal ini memungkinkan pekerja manusia untuk fokus pada tugas-tugas yang membutuhkan keterampilan unik mereka, seperti pemecahan masalah kompleks, kreativitas, dan interaksi sosial
Kedua, efisiensi dan Produktivitas. Dengan mengadopsi AI, pekerjaan dapat dilakukan dengan lebih efisien dan produktif. AI dapat membantu dalam analisis data, pengambilan keputusan, dan pengelolaan tugas yang kompleks.
Ketiga, peningkatan kualitas hidup. Dengan otomatisasi tugas-tugas yang bersifat mekanis, pekerja manusia dapat mengalami peningkatan kepuasan kerja dan kualitas hidup.
Namun demikian ada beberapa kekhawatiran dampak AI terhadap pekerjaan manusia. Adopsi AI dapat menggantikan pekerja manusia dalam beberapa pekerjaan yang dapat dilakukan secara otomatis oleh AI. Hal ini dapat mengakibatkan pengurangan pegawai dan meningkatkan tingkat pengangguran.
Ketergantungan pada Teknologi. Ketergantungan yang berlebihan pada AI juga dapat menjadi risiko. Jika terjadi kegagalan sistem atau kerentanan keamanan, dapat mengganggu operasional perusahaan dan menyebabkan kerugian.
Kesenjangan keterampilan. Adopsi AI dapat menciptakan kesenjangan keterampilan di antara pekerja. Mereka yang tidak memiliki keterampilan yang relevan dengan AI mungkin kesulitan untuk bersaing dalam pasar kerja.
Pada akhirnya, pengaruh AI terhadap pekerjaan manusia tergantung pada bagaimana teknologi ini dikelola dan diimplementasikan. Penting untuk mengembangkan kebijakan yang memastikan adopsi AI yang bertanggung jawab dan melibatkan pelatihan dan pengembangan keterampilan bagi pekerja manusia agar dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.
Kesimpulannya, AI memiliki potensi untuk menjadi dukungan yang besar bagi pekerjaan manusia dengan mengotomatisasi tugas-tugas mekanis dan meningkatkan efisiensi. Namun, perlu diingat bahwa adopsi AI juga dapat menimbulkan tantangan dan risiko tertentu.
Oleh karena itu, penting untuk mengelola dan mengimplementasikan AI dengan bijak dan bertanggung jawab. Harapannya dengan AI bisa ber inovatif terhadap kreatifitas segala lapisan, meningkatkan kecerdasan sehingga akan meningkatkan kesejahteraan, otomatis akan memajukan harkat martabat bangsa kita.
Penulis: Sri Dewi Wahyundaru SE MSI Ak, Dosen Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Unissula