HEADLINEtoday.id Banyak daerah di Indonesia yang memiliki daerah pertanian yang luas khususnya Provinsi Jawa Tengah. Banyak permasalahan yang muncul pada pertanian di Indonesia, salah satunya adalah ketersediaan air untuk irigasi. Hal itu disampaikan oleh mahasiswa Program Doktor Teknik Sipil Unissula, Abdul Khamid ST MT (15/8/2023).
Menurutnya ketersediaan air irigasi pada musim kemarau sering terjadi kekurangan, sedangkan pada musim hujan air yang tersedia sangat banyak. Selain untuk irigasi, air juga dibutuhkan untuk persediaan air baku air minum dan industri.
Air sungai merupakan sumber air yang menampung dan mengalirkan air serta material bahan yang dibawanya dari bagian hulu. Aliran sungai mengalir dari daerah tinggi ke daerah yang lebih rendah dan pada akhirnya akan bermuara ke laut.
Secara umum untuk mendapatkan air irigasi masih sangat mengandalkan air sungai. Sungai maupun saluran irigasi yang kurang terawat akan terjadi pendangkalan maka jika musim penghujan tiba sungai maupun saluran irigasi sering kali terjadi luapan air yang bisa berakibat jebolnya beberapa bagian tanggul.
Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan tanggul darurat yang tepat dan cepat agar bisa mengurangi dan mengatasi gerusan tanah akibat luapan air. Sebaliknya pada musim kemarau rata-rata tinggi muka air sungai maupun saluran irigasi mengalami penurunan hingga sulit untuk memberikan konstribusi irigasi yang dibutuhkan oleh petani guna mengairi sawah.
Untuk itu sangat diperlukan sebuah bendung guna menampung, menaikkan elevasi tinggi muka air dan sebagai filter air baku. Bendung yang tepat adalah bendung darurat multifungsi yang sewaktu-waktu bisa dilepas dan bisa dipasang kembali. Bendung darurat dan berpori biasanya dibangun pada daerah hulu dan hilir sungai atau muara.
Bendung yang menjadi salah satu komponen penting dalam sistem irigasi, harus direncanakan dan dibangun semaksimal mungkin dan mampu bertahan lama. Bendung berpori yang dibangun juga harus memenuhi persyaratan hidraulik yang menjadi salah satu persyaratan penting guna menjamin umur bendung dan kemampuannya untuk menaikkan muka air yang mengalir pada saat banjir.
Pada keadaan bendung yang demikian maka kekurungan air dapat diatasi. Stabilitas bendung adalah bentuk gambaran yang mendefinisikan bahwa bendung tersebut dalam keadaan sempurna. Dapat dimanfaatkan sebagai suatu bendung, yang ditinjau dari ketahanan bendung, menerima gaya-gaya internal dan eksternal yang dialaminya seperti, gaya guling, gaya pergeseran, keruntuhan dan gaya eksternal yang diakibatkan oleh gempa.
Penelitian bendung berpori sebagai alternative teknologi tepat guna, merupakan langkah awal untuk pemanfaatan irigasi pada lahan pertanian di musim kemarau dan digunakan sebagai filter penangkap sediment melayang. Merupakan langkah awal menangani permasalahan pengendalian air sungai guna mengairi lahan pertanian sawah dan air baku.
Abdul Khamid akan mempresentasikan penelitiannya tentang model bendung berpori dengan bronjong untuk pengatur aliran sistem irigasi dan drainase dalam ujian terbuka di Program Doktor Teknik Sipil Unissula pada Rabu (16/8/2023).